Posted in Oneshot

Love Me Like You Do [songfict]

image

Bruk

Gelapnya malam hanya bisa diterangi lewat sinar rembulan, lampu-lampu jalan di distrik Gangnam padam sebagian akibat putusnya sambungan listrik. Hal itu pula yang menyebabkan tumpukkan buku jatuh berserakan begitu dua tubuh saling membentur, “maafkan aku.” Lirih suara gadis sambil tangannya dengan gesit membereskan tumpukan buku yang berserakan. Sesaat kemudian bulu tangan gadis itu meremang saat kulit halus menyentuh tangannya, “aku bantu.” Suaranya berat dan dalam. Bau rokok tercium tajam begitu sosok berpakaian serba hitam itu mendekatkan diri.

“Terimakasih.” Kata sang gadis tanpa berani menatap. Tangannya bergetar dalam gelap, membuat mata sekelam malam yang sejak tadi tidak henti memperhatikannya tersenyum bengkok.

“Apa yang kau lakukan malam-malam di tempat seperti ini?”

Gadis itu mendongak, mata hitam sang gadis bertemu dengan mata hitam sang pria. Seperti dua kubu magnet, seakan tarik menarik dan sulit terlepas, “aku hanya ingin mencari jalan pintas.” Katanya, tanpa niat berpaling. Sang pria tersenyum, “pulanglah. Disini berbahaya.” Kemudian pria itu pergi membuat sang gadis hanya bisa menatap punggung tegap sang pria yang perlahan hilang di balik gelapnya malam.

.

Love Me Like You Do
Songfict
.
.
.
.

Story by @siskameliaaa

Park Jiyeon&Choi Minho

.
.

                    Love Me Like You Do

“PARK JIYEON!” Lambaian tangan serta teriakan seorang gadis membuat langkah Jiyeon terhenti, ada segaris senyum yang menghiasi wajah ayu nya. Rambut dark coklat panjangnya tersisir rapih menyampir di sisi bahu kanan dan kirinya, tubuhnya ramping dan mungil.

“Kau kemarin pulang jam berapa?” Tanya temannya sambil kembali berjalan beriringan. Jiyeon terlihat berpikir sejenak, “kira-kira jam sepuluh.” Katanya.

“Dasar mahasiswi kedokteran! Aku tau tugas akhir mu begitu banyak. Tapi jangan pulang hingga larut seperti itu. Kau tau sendiri daerah kita sedang tidak aman. Semalam aku dengar, ada seorang gadis yang di temukan tewas lagi di dekat gang yang mau ke apartemen mu itu.”

Jiyeon membatin. Bagaimana mungkin dia tidak tau gosip seperti itu? Bahkan semalam, Jiyeon melewati gang itu untuk mencari jalan pintas. Dia juga menemukan sosok yang dia sebut Ares, dewa Yunani yang ia kagumi. Matanya bergerak liar seraya menggigit bibir gelisah, “jam berapa kejadiannya?”

“Hmm, sekitar jam 11 malam.”

Selisih tiga puluh menit dari kepergiannya saat melewati gang gelap itu.

“Kau tau kronologis kejadiannya?”

“Seperti kasus sebelumnya. Tubuhnya polos tanpa pakaian, dan bagian memar di sekitar bagian intim.”

Pemerkosaan.

Sudah sebulan desas desus pemerkosaan itu menjadi perbincangan hangat. Untuk Jiyeon yang tinggal sendiri tentu masalah itu harus membuatnya lebih berhati-hati. Tapi keganjilan yang terjadi membuat Jiyeon diam-diam di hantui perasaan cemas. Dia takut kecurigaannya terbukti benar adanya, tidak tau apa yang terjadi sesunggungnya.. yang jelas Jiyeon tidak ingin jika pria yang bertemu dengannya semalam adalah komplotan dari orang-orang keji itu.

Gadis di sebelahnya berhenti melangkah sambil menepuk halus jidatnya, “aku lupa ada kelas pagi ini. Bye sweetie, nanti malam aku akan menginap di apartemen mu.”

“Bye.”

.
.
.
.
.
.
.

Langkah kaki Jiyeon menjadi pengiring perjalanannya menuju apartemen, dia paham apa yang dia lakukan. Melewati gang sempit kemarin dan menantang maut yang seakan sudah menanti disana, tapi dia bukanlah gadis bodoh. Jika kejadian pembunuhan serta pemerkosaan baru terjadi semalam, maka malam ini tidak mungkin hal itu dilakukan di tempat yang sama. Hawa dingin membuat Jiyeon mengeratkan jaketnya. Salahnya juga yang terlalu berani, tapi dia hanya ingin bertemu dengan pria itu. Pria yang mampu membuat Jiyeon bertekuk lutut walau hanya lewat tatapan mata yang sama persis sepertinya.

Prang!

Langkah kakinya mundur selangkah menciptakan suara tepakan yang menabrak air kobangan. Bulu kuduk nya kembali meremang dan Jiyeon semakin merapatkan jaketnya.

Brak

Kakinya kembali melangkah, kali ini lututnya lemas seakan jiwanya membeku di tempat.

“Kau lagi?” Sosok pria muncul dibalik gelapnya malam yang gulita. Dia tersenyum, tersenyum melihat wajah ketakutan Jiyeon. “Apa yang kau lakukan? Kau tidak melihat berita? Disini berbahaya.”

Kaku. Wajah Jiyeon kaku. Bahkan saat pria itu sudah mempersempit jarak diantara mereka, Jiyeon tetap tidak bereaksi. “Aku mencarimu.” Katanya tanpa sadar, pria itu makin mendekat sambil tersenyum bengkok, “aku merasa tersanjung.” Pada akhirnya bibir mereka saling bersentuhan, pria itu menghisap bibir Jiyeon yang mulai memejamkan mata. Terus berlanjut hingga beberapa detik dan sang pria yang melepaskan bibirnya. Jiyeon membuka mata, membuat matanya kembali tersedot kedalam mata sekelam malam sang pria sebelum akhirnya tersenyum.

                  Love Me Like You Do

You’re the light, you’re the night
You’re the color of my blood
You’re the cure, you’re the pain,
You’re the only thing I wanna touch
Never knew that it could mean so much
So much

Pria itu terus mencium setiap inci tubuh Jiyeon, membuatnya terus melenguh. Diatas kasur queen size ber sprai merah maroon yang sudah tidak beraturan. Ciuman pria itu turun dari dagu hingga pusar dan kembali mencium bibir Jiyeon, “namaku..” ciuman itu turun ke leher Jiyeon dan mengigitnya hingga memerah. Kemudian dia mendongak, menatap Jiyeon yang juga tengah menatap nya sayu, “Minho..”

“Choi Minho.” Bisiknya di telinga Jiyeon. Minho kemudian bangkit melepas jeans hitam serta boxer hingga kondisinya sama seperti Jiyeon, tanpa pakaian. Pria itu kemudian kembali berada di atas tubuh lemah Jiyeon, memberikan sentuhan-sentuhan kecil hingga memasuki permainan inti, “kau milikku..”

“Park Jiyeon.”

Pekikan tertahan menjadi pengiring hilangnya kesucian sang gadis. Minho menjilat setitik air mata yang keluar dari mata Jiyeon, “milikku.. hanya milikku.”

.
.
.
.
.
.
.
.

In memoriam…. Choi Sulli.

Jiyeon masih membeku di depan dinding kampus. Ingatannya melayang ke satu hari yang lalu, saat Sulli masih dengan riangnya melambaikan tangan dan meneriakkan namanya.

“Nanti malam, aku akan menginap di apartemen mu.”

Semalam, harusnya Sulli ke apartemennya. Tapi Jiyeon sama sekali tidak mendengar suara bel berbunyi, atau setidaknya suaranya yang memanggil namanya. Sulli tau password apartemen Jiyeon. Harusnya dia bisa bebas masuk walau Jiyeon tidak membukakan pintu untuk nya. Kondisi Sulli yang membuat Jiyeon seakan tidak bisa mempercayai apa yang terjadi.

Tubuhnya polos dengan luka memar disekitar bagian intim.

Ditemukan di gang dekat distrik Gangnam. Itu artinya di gang yang semalam ia lewati.

Kemudian dia membalikan tubuhnya cepat dan berlari meninggalkan kampus.

“SIAPA KAU SEBENARNYA?” Jerit Jiyeon begitu melihat Minho yang tengah duduk santai di sofa apartemennya.

“Aku Minho.”

“YANG AKU TANYA SIAPA KAU SEBENARNYA?!!” Suaranya makin meninggi membuat Minho tidak senang dibuatnya, begitu Minho berdiri dan ingin menghampiri tubuh Jiyeon yang bergetar.. gadis itu justru mundur mengambil jarak, “apa kau yang membunuh teman ku?”

“Aku tidak mengerti.”

“Kau yang membunuh Sulli?”

Jiyeon terus mundur hingga tubuhnya menabrak dinding. Sementara Minho sudah mengambil jarak yang cukup dekat dengannya, “aku tidak kenal Sulli.” Dinginnya berkata. Bibir Jiyeon sudah bergetar saat Minho mengangkat tangannya untuk mengusap wajah Jiyeon, tapi gadis itu langsung menghindar membuat tangan Minho mengepal.

“Gadis yang semalam meninggal karena di perkosa. KAU YANG MEMBUNUHNYA?!”

“Bukan aku.”

“Apa maksud mu?”

“Bukan aku yang membunuhnya. Percayalah.” Kali ini Jiyeon tidak menghindar saat tangan Minho mengusap wajahnya yang basah karena air mata. “Lalu siapa?”

“Hn.”

Hanya pelukan dan kata ambigu yang Jiyeon terima, “apapun yang terjadi, aku mohon jangan tinggalkan aku.”

                  Love Me Like You Do

“Siapa pria itu?” Tuntut Minho begitu Jiyeon masuk kedalam mobil.

“Siapa?”

“Hn.” Gumamnya sambil menunjuk seorang pria yang tadi berbicara dengan Jiyeon di depan gedung fakultas lewat dagu nya.

“Dia Myungsoo, teman kelas ku. Wae?”

“Jauhi dia.”

“Kenapa?”

“Jauhi.”

Jiyeon mengerucutkan bibirnya seakan tidak puas dengan jawaban yang Minho lontarkan, sedangkan Minho yang sudah bersiap menjalankan mobilnya langsung menarik tengkuk Jiyeon dan memberikan ciuman menuntut. “Jauhi semua orang yang berjenis kelamin pria.” Katanya dengan suara berat. Minho kemudian kembali mencium Jiyeon lebih dalam, “hanya ada aku di mata mu.”

You’re the fear, I don’t care
‘Cause I’ve never been so high
Follow me through the dark
Let me take you pass outside the lights Even see the world you brought to life
To life

“Kau cemburu?” Tanya Jiyeon setelahnya. Tapi Minho lebih memilih diam dan menginjak gas untuk melajukan mobil dan pergi meninggalkan gedung fakultas kedokteran.

“Tidak masalah jika kau tidak mau mengaku. Aku suka melihat mu seperti ini.”

Minho menoleh, menatap wajah Jiyeon yang tersenyum untuk nya, “kau suka?” Tanyanya membuat Jiyeon mengangguk antusias. “Aku bahkan berpikir jika aku mencintai mu.” Tangan Minho kemudian terulur untuk mengusak rambut Jiyeon, “kenapa seperti itu?”

“Karena aku tidak bisa jauh dari mu. Aku takut kau meninggalkan ku, dan aku takut kau pergi meninggalkan ku bersama gadis lain.”

“Jangan di pikirkan. Aku janji hal itu tidak akan pernah terjadi.”

So love me like you do
Lo-lo-love me like you do
Love me like you do
Lo-lo-love me like you do

Touch me like you do
To-to-touch me like you do
What are you waiting for?

Jiyeon masih memperhatikan setiap inci tubuh polos Minho yang berada dibawahnya, seakan Minho adalah benda berharga yang begitu indah. “Apa yang kau tunggu?” Tanya Minho tidak sabaran. Jiyeon menggeleng dan tangan nakalnya mulai membelai sesuatu yang berdiri di selangkangan Minho membuat sosok itu melenguh nikmat.

Fading in, fading out,
On the edge of paradise
Every inch of your skin
Is a holy grail I’ve got to find
Only you can set my heart on fire
On fire

Tangan mungil Jiyeon bergerak naik turun berirama sebelum memasukkannya kedalam mulut dan menggesekkan dengan gigi nya hingga menciptakan sensasi menggelitik untuk Minho. Pria itu semakin mengeluh kenikmatan membuat Jiyeon tersenyum puas. Tangannya kemudian merambat ke perut Minho dan memberikan kecupan main-main di setiap sudutnya. Puas menciumi perut Minho, Jiyeon kemudian menjilat leher Minho, merambat ke dagu dan berlanjut ke bibir hingga terjadi pergulatan lidah dengan Minho yang mendominasi.

Puas bermain lidah, kini Minho mendudukan diri dengan Jiyeon yang berada di pangkuannya, membiarkan Jiyeon mencari kenikmatannya sendiri.

Yeah, I let you set the pace Yeah,
‘Cause I’m not thinking straight
My head’s spinning around
I can’t see clear no more
What are you waiting for?

“Apa yang kau tunggu?” Tanya Minho begitu dia tidak bisa lagi menahan sensasi yang mulai membakar geloranya. Maka Jiyeon dengan sigap mengarahkan milik Minho untuk memasuki milikknya. Pelan-pelan, hingga masuk semuanya. Jiyeon kemudian menarik turunkan pinggulnya dengan bantuan Minho.

Melakukannya hingga sama-sama lelah dan beberapa kali mencapai puncak.

                  Love Me Like You Do

“Aku bisa jelaskan.”

“Apa lagi yang perlu di jelaskan? Jelas-jelas aku melihat sendiri kejadiannya.” Jiyeon masih tidak ingin menatap mata Minho saat pria itu menjongkokkan diri dihadapannya. Bahkan saat tangan Minho menyentuh tangannya, Jiyeon tidak memberikan respon apapun.

“Aku bahkan sudah percaya padamu.”

“Kau memang harus percaya.”

“Percaya saat aku melihat sendiri bagaimana kau menyeret seorang gadis dan besoknya aku mendengar berita kematiannya?!!” Maki Jiyeon dalam satu tarikan napas.

“Kau hanya tidak mengerti.”

Jiyeon melirik sinis dan melepaskan tangan Minho secara kasar, “tidak mengerti?”

“TENTU SAJA KARENA KAU BAHKAN TIDAK INGIN AKU MENGERTI.”

“Ikut aku.” Minho menarik paksa Jiyeon hingga keluar apartemen, mengabaikan teriakan dan rontaan wanita tersebut hingga mereka masuk lift dan berada di lantai tertinggi apartemen.

Minho membawa Jiyeon masuk ke kamar nomor 30120 dan mendapatkan pemandangan pria-pria sebaya Minho yang tengah berpesta hura.

“Apa maksudnya ini?” Tanya Jiyeon.

“Tanyakan apa yang mau kau tanyakan.”

“Minho!” Salah satu pria yang ada di situ membeo mendengar penuturan Minho. Tapi Minho memilih tuli dan terus menatap dalam-dalam mata Jiyeon, “aku akan menjawabnya.”

“Siapa kau? Aniya, siapa kalian?”

“Minho jangan gila.”

“Kami kelompok mafia yang di sewa pemerintah untuk membunuh tikus-tikus politik.”

Jiyeon melotot, sementara pria-pria yang awalnya bersantai kini ikut tegang dan tidak percaya jika Minho akan membocorkan rahasia mereka.

“Kau yang membunuh Sulli?”

“Bukan aku. Tapi dia.” Katanya seraya menunjuk sesosok pria blonde yang tengah menyesap rokok di sisi jendela. Tersenyum kecil saat Jiyeon menatapnya marah.

“Kau terlibat ‘kan?”

“Ya. Karena dia ancaman untuk mu.”

“A-apa maksud mu?”

“Malam itu dia berniat membunuh mu, nona.”

“Tutup mulut mu, Hyunwoo.” Marah Minho.

Jiyeon kini hanya bisa membuka mulutnya seakan tidak percaya namun kenyataannya dia sudah menangis seakan tengah mempercayai semuanya. Mulutnya sudah gatal ingin bertanya apa yang terjadi sebenarnya, tapi yang ada justru mulutnya terasa kaku susah bergerak.

“Dia musuh di balik selimut mu.” Kata Minho seakan mengerti apa yang ingin Jiyeon tanyakan.

“Dia membencimu karena pria yang dia sukai lebih menyukai mu dibanding dirinya.”

“Nu-nugu?”

“Kim Myungsoo.”

Jiyeon melemaskan bahunya dan lututnya. Kini ia terduduk bersimpuh di lantai sambil menangis perih. Rasanya ingin tidak percaya, tapi hatinya seolah bersekongkol dan menyetujui apa yang Minho katakan. Jiyeon hanya merasa sedih karena pertemanannya dan Sulli sedangkal itu. Baginya, Sulli adalah keluarganya yang ada di Seoul. Karena keluarganya berada di Las Vegas.

Minho menjongkokkan diri, kemudian dia mengangkat dagu Jiyeon untuk mempertemukan mata mereka, “aku melakukan itu untuk melindungi mu.” Katanya disertai ciuman lembut. Mengabaikan teman-temannya yang tengah menikmati drama romantis secara live, Minho justru makin terhanyut dan memperdalam ciumannya. “Apalagi yang ingin kau tau?”

“Kalian yang selama ini dicari polisi?” Teman-teman Minho sudah tertawa dibuatnya, sementara Minho hanya tersenyum kecil membuat Jiyeon menjadi idiot seorang diri.

“Itu hanya kedok. Sejujurnya, polisi sendiri berada di pihak kami.”

“A-apa?”

“Kami hanya melakukannya pada wanita yang terlibat dengan target kami.”

“Tapi kalian menikmatinya.”

“Hn?”

“Memperkosa.”

Minho mendengus sementara yang lain berusaha menyibukkan diri, “itu bonus.” Dan jawaban itu justru membuat Jiyeon menangis histeris membuat Minho panik sendiri.

“Hey, kenapa menangis?” Tanya Minho saat Jiyeon sudah dia peluk erat untuk memberikan ketenangan, “itu artinya aku bukan wanita pertama yang kau tiduri. Euungh.”

Yang lain sudah kabur, membuat Minho berdecak kesal. Saat-saat seperti ini, Minho membutuhkan kesaksian teman-temannya untuk mendiamkan Jiyeon dan mengatakan apa yang sebenarnya terjadi, tapi mereka justru langsung kabur seakan tidak ingin terlibat lebih jauh.

“Tapi bodohnya aku tetap tidak bisa membenci mu. Aku sangat mencintaimu, tolong jangan lakukan itu lagi pada wanita lain eeugghh, cukup aku saja. Eeunngg.”

Mungkin Jiyeon memang berbeda dari wanita kebanyakan yang ia temui, dia begitu polos dan apa adanya. Itu juga yang membuat Minho susah berpaling dari sosoknya, setelah mendengar kepolosan Jiyeon, jantung Minho langsung menari-nari walau dirinya cukup baik menutupi lewat wajah stoic yang kelewat datar itu.

“Hn, dengarkan aku.” Kata Minho sambil menangkupkan wajah Jiyeon yang sudah bercampur air mata.

“Aku tidak pernah ikut dalam pemerkosaan itu. Kau yang pertama. Hanya kau wanita yang ingin aku sentuh.”

“Be-benarkah?”

Minho mengangguk yakin, lalu mencium sayang kening Jiyeon.

So love me like you do
Lo-lo-love me like you do
Love me like you do
Lo-lo-love me like you do
Touch me like you do
To-to-touch me like you do
What are you waiting for?

“Apa artinya kau juga mencintaiku?” Tanya Jiyeon.

“Ya. Sejak aku pertama kali pindah ke apartemen ini.”

So love me like you do
Lo-lo-love me like you do
Love me like you do
Lo-lo-love me like you do
Touch me like you do
To-to-touch me like you do
What are you waiting for?

Jiyeon tersenyum haru, “tapi aku masih tidak mengerti apa yang membuat polisi berada di pihak kalian.”

“Itu rahasia mafia.”

Jiyeon cemberut membuat Minho ingin menciumnya, “aku janji akan menjelaskannya perlahan.”

“Dan sejak kapan kau mulai memperhatikan ku?” Tanyanya lagi. Sepertinya pernyataan Minho yang mengatakan jika pria itu juga mencintainya sejak pertama kali pindah ke apartemen ini membuat nya cukup penasaran.

Minho kembali mencium bibir Jiyeon, “dua hari setelah kepindahan mu.”

“Itu sudah satu tahun yang lalu!” Jiyeon membeo. Memang Jiyeon pindah ke apartemen ini satu tahun yang lalu, itu karena apartemennya yang lama terlalu jauh dengan kampus hingga ia memutuskan pindah ke apartemen yang lebih dekat dengan kampus. “Tapi, kasus pembunuhan dan pemerkosaan baru terjadi dua bulan belakangan ini.” Sebulan sebelum mereka bertemu.

“Itu karena sebelumnya kami memiliki kasus berbeda.”

“Aku tidak mengerti.”

“Jangan di mengerti jika hanya membuat mu pusing.”

Jiyeon kembali cemberut dan Minho kembali menciumnya lagi, “aku menginginkan mu sekarang.”

I’ll let you set the pace
‘Cause I’m not thinking straight
My head’s spinning around
I can’t see clear no more
What are you waiting for?

Langkah kaki itu terus mengikuti langkah kaki sosok tegap berpakaian kasual serba hitam di depannya. Terus melangkah buru-buru hingga masuk kedalam lift. Dan ketika pintu lift tertutup, Minho langsung mencium buru-buru bibir Jiyeon yang tengah berdiri di sudut lift. Tangan nakalnya meraba tubuh Jiyeon hingga kaos yang di kenakan wanita itu menjadi berantakan. Hingga pintu lift terbuka, mereka kembali bersikap biasa sampai memasuki apartemen Jiyeon yang menjadi tempat tinggal Minho akhir-akhir ini.

So love me like you do
Lo-lo-love me like you do
Love me like you do
Lo-lo-love me like you do
Touch me like you do
To-to-touch me like you do
What are you waiting for?

“Aku mencintaimu.” Bisik Minho disela-sela ciuman panasnya. Pria itu terus menciumi Jiyeon sambil berjalan menuju kamar yang biasa mereka lakukan saat bercinta.

So love me like you do
Lo-lo-love me like you do
Love me like you do
Lo-lo-love me like you do
Touch me like you do
To-to-touch me like you do
What are you waiting for?

“Aku juga mencintaimu.” Jawab Jiyeon sebelum penyatuan mereka untuk kesekian kalinya.

“Minho..” dibalik selimut berbahan sutra berwarna merah maroon, Jiyeon dan Minho sedang berpelukan intim tanpa sehelai benangpun. Tangan kanan Minho melingkar erat di pinggul Jiyeon, sementara tangan kirinya di jadikan bantalan untuk menopang kepala Jiyeon.

“Hn?”

“Sekarang aku tau alasan kau selalu menghilang tiba-tiba.”

“Hn.”

“Kau mau sampai kapan bekerja seperti ini? Aku ingin hidup normal bersama mu.”

Minho mencium pangkal hidung Jiyeon, “aku sudah memikirkannya sejak lama.” Jiyeon menggeser letak kepalanya hingga dia bisa menatap langsung mata Minho kini, “memikirkan apa?”

“Sebentar lagi kau sidang ‘kan?” Tanyanya dan di jawab anggukan singkat Jiyeon.

“Kita ke Las Vegas setelah kau wisuda.”

“Eh?”

“Aku ingin bertemu keluarga mu.”

“Untuk apa?”

“Melamar putri mereka. Setelahnya aku akan membawa mu ke Yunani.”

Jiyeon masih dalam mode –shocked, saat Minho mengatakan ingin membawanya ke Yunani, “tabungan ku lebih dari cukup untuk mendirikan rumah sakit untuk mu dan menghidupi anak-anak kita nanti.”

“Tu-tunggu.. dari mana kau tau keluarga ku berada di Las Vegas? Dan apa maksud mu Yunani dan anak-anak kita?” Tanya Jiyeon tanpa menghilangkan rona merah di wajahnya. Pertanyaan itu membuat Minho tersenyum bengkok dan kembali menghadiahi Jiyeon dengan ciuman-ciuman kecil di sekitar wajahnya.

“Tidak ada yang tidak aku tau mengenai mu. Mengenai Yunani dan anak-anak kita, sudah jelaskan bahwa kita akan menikah dan tinggal di sana? Aku tau kau begitu mengagumi Ares dan bermimpi tinggal di Yunani.”

Jiyeon terperangah, bahkan Minho tau hal kecil mengenai dirinya, “Minho… gomawo, saranghae.”

“Aku juga mencintaimu.”

Mereka kembali berciuman panas dan melanjutkan kegiatan mereka yang sempat tertunda. Ditemani sinar rembulan yang menjadi satu-satu nya pencahaan di kamar yang gelap gulita itu, dan mengabaikan bahwa jendela kamar itu terbuka lebar. Karena pada dasarnya, mereka tidak pernah memperdulikan sekitar.

Fin.

A/n: ini ga sesuai sama ekspetasi gue:'( harusnya plotnya ga kaya gini. Tadinya mau gue apus aja, tapi tanggung udah setengah jalan. Sedih banget coy nulis yang jauh dari apa yg gue bayangin. Tadi nya gue mau bikin sosok minho yang jauh lebih dingin dari ini, terus jiyeonnya gue mau bikin oon-oon pasrah wkwk. Tapi yaudahlah gue juga sayang kalo ngehapus. Adegan lift nya gue ambil dari cuplikan fifty shades of grey. Wajib nonton lo semua! Hahaha mungkin ini gue aja yg telat sendiri.  Maybe next time, kalo ide gue muncul kaya jin.. gue bakal bikin versi dua nya yg bener2 gue mau.

Ini juga kayanya dampak mood gue yg belum ilang semenjak kasus -nyasar dua jam di angkot- gue pengen nangis lagi ngebayanginnya. Gila aja gue sampe keterminal yg itu ujung banget dr tujuan gue. Maaf juga ya Jiyeon’s Diary chapt kemarin pendek. Lagi-lagi grgr mood angkot:'(:'(

Cukup panjang ya? Jgn sampe mood gue nular ke kalian deh. Bye💋

Author:

If you Jiyeon fans, you must stay here. but, if you hate my fav idol..you must go on without drama. thx

31 thoughts on “Love Me Like You Do [songfict]

  1. ini mah triller romantis… kirain bkln rumit b fokus ma ksusny.. tpi g ding.

    heuheu lucu y klo uda jtu cinta mafia aja ampe bertekuk lutut gtu. minji krenn

  2. walau jauh dari harapan author, tapi ini bagus ko.. aku kira minho tuh makhluk misterius yng cari korban cewe untuk makanan / kekuatan nya, eh ternyata dia mafia toh.

  3. Keren kok thor,jangan diapus sumpah ini keren,,,
    Minho aku padamu lah,kalo tentang mafia paling semangat aku bacanya wkwk
    Next project ffnya ditunggu ya,oh iya saya readers baru yang baru kesangkut jadi baru bisa koment disini,besok bakal diusahain mampir diblog author baca+komentnya ^^

  4. astaga … sweet bgt mereka
    ohhh minho inilah yg membuat susah move on dr pesonamu
    jiyi km beruntung bgt siihhh .. gk kebaca bgt jalan ceritanya akk kira endingnya bakalan jiyi jga mati/yg jdi pembunuhnya itu si myung .. ehhh ternyata
    daeebbakk lah cerita bahasa serta alurnya
    suka bgt .. ditunggu new ffnya
    fighting

  5. ternyata minho seorang mafia,,
    pantesan minho baru ktmu kedua kalinya mreka langsung lovey dovey aja,,
    taunya di udah suka sma jiyeon dari setahun yg lalu,,
    jdi dimna ktemu langsung g di sia2 in,,
    g nyangka sulli jhat gtu untung keburu ketahuan,,
    ditunggu versi lainnya,,
    ff diary nya 😀

  6. aq udh nnton film itu tpi bru stengah jalan laptop q error gak bsa grak sma skali hehe

    sbnarnya ff ini udh ok tpi nunggu yg versi duanya jg.

  7. Hahaha gak papa kok:D
    Suaka ceritanya :v
    Aduh kok romantis banget yah:D
    Minho aku suka sekali gayamu:*
    Bagi pembaca kami senang kok^^
    Pokoknya ditunggu tulisan” lainnya yah fightng&hwaiting!!

  8. hahaha serius saeng kamu nyasar,puk puk puk.makanya jangan melamuni bang minho melulu donk..
    udah ngira aja kalau tu minho makhluk absurd misterius banget gak tahunya mafia,eh tapi kejam pakai memperkosa lagi..
    pantas aja udah berani nyium jiyeon dan ajak tidur bersama pdhal baru 2 kali tatap muka,gak tahunya 1 tahun udah mendam rasa..

    1. Iya eon😂 itu aku salah jurusan angkotnya. Sumpah ya dua jam di angkot puegelll banget😂😂😂 mana ujungnya bener2 ujung dan tukang angkotnya genit bgt lagi wkwkwk

  9. Keren. Keren… Ternyata minho kerja mafia toh-,- dan pembunuhan itu sering terjadi gara-gara temen-temen mafia minho toh-,- dan minho mau ngelamar Jiyeon nih setelah sidang…

  10. Ini jiyeon mirip sama ana 😃 baru ketemu langsung cinta ajha 😄 ngga tahan sama tatapan bang minho 😂😂
    Kirain minho yg memperkosa sulli, tauny ngga, syukur deh kirain bakalan putus trnyta jiyeonny udh cinta mati nih sama bang minho 😅
    Walaupun ngga sesuai ide awal authorny tpi ttp 👍
    Msih Ada lanjutany kah ?!?
    Ditunggu yaa…

  11. Pas baca judulnya, ini lagu kan OSTnya Fifty Shades of Grey apa iya ini fanfic NC . Dan pas baca ternyata bener wkwk dan sumpah aku kaget dan nggak nyangka . Udah liat filmnya dan “wow” filmnya lol XD . Setuju sama komen di atas, Jiyeon karakternya kaya Ana ,love at the first sight dan pasrah banget ya Jiyinya lol . Terus Minho macam Christian agresif wkwk main cium cium ujungnya begituan

    Anyway, aku tetep suka fanfictionnya :3 . Sering sering aja gpp kok author *eh XD . Jiyeon’s Diarynya ditunggu!

  12. Omooo minho yadongx ga ktlungan.. keunde untung sj minho ga ikt tmnx kyk gt bzzz mrk nakal jg dpt bonus kyk gt ckckck.. wah brti minho jg orka ya? Trs nti mrk bkl nikah gt? Hmmm saeng sequel dong.. wkwkwk plak

  13. Kereenn wkwk suka suka ceritanyaa… Keren aja minho yang si mafia berdarah dingin jutek jutek ganteng gimana gitu ternyata udah ngincer jiyeon sejak lama wkwk dan jiyeon dengan polosnya tanpa tau apa2 nguntit si minho(?) wkwk wah….. Sulli ternyata… Untung keburu dicegah minho dkk kalo engga jiyeon yg mati :((( suka ko wkwk adegan hot nya juga suka #plakk :”D

  14. Walaupun diluar ekspektasi tp cerita nya ttp bagus koq
    Dr judul nya aku dah yakin pasti akan ada part yg terinspirasi dr film fifty shades of grey
    Minho ternyata emang secret admirer jiyeon ya
    Dy smp tau se detail mngkn ttg jiyeon

    Tp untung nya jiyeon bener2 cinta sama minho, jd dy ttp percaya sama minho

    Nice story

  15. Hahaha,,, jiyi jujur jg yah,, pas ngaku klo ketempat itu lagi biar bisa ketemu ma minho 😆
    Gx nyangka minho anggota mafia.
    Minji saling mencintai n akan menikah. Yeay~~~

Leave a reply to miss deer Cancel reply